Hj. Enong Mengawali Usaha dengan Jualan Keliling Kampung





PURWAKARTA, (PRLM).- Tak pernah menyangka jika usaha kerasnya sebagai perajin aneka keripik, Hj. Enong Nurjanah (49) asal Purwakarta Jawa Barat, diawali dengan berdagang keliling kampung menjajakan keripik tradisional buatannya ke sejumlah warung. Keyakinannya untuk maju disertai keuletan, tekun dan disiplin, seiring waktu berjalan kini produk tradisional buatannya pun sudah bertengger di gerai retail Alfamart yang tersebar di penjuru wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Enong menuturkan, saat mengawali usahanya pada medio 1990, dirinya rela berjalan kaki keliling kampung untuk menjajakan keripik bawang hasil buatan tangannya. Selama satu tahun dilakoninya untuk memasarkan kripiknya. “Saya mah tidak malu, ngangkut atau manggul dus atau karung isi kripik keliling kampung, yang penting halal,” tandasnya.

Keripik bawang merupakan produk buatannya yang pertama, dengan modal tepung terigu 1 kilogram dan sejumlah bumbu tradisional, Enong meraciknya menjadi keripik bawang dan mengemasnya dengan bungkus kecil. “satu bungkus kripik dijual per buah Rp 20.000,00 dan satu pak plastik isi 40 bungkus dijual Rp 800,00 ke ke warung-warung di kampung,” kenangnya saat ditemui di rumah produksinya di kawasan Jalan Veteran Purwakarta Jawa Barat.

KEripik bawang hasil kreasinya, kata ibu tiga anak ini dibuat berdasarkan resep sendiri. Bahannya sederhana saja, tepung terigu, bawang, mentega, telur, garam, minyak goreng, Kemudian komposisi rasa dan bentuknya terus disempurnakan. Karena itu rasanya enak, tak heran digemari, sehingga permintaan kEripik buatannya pun terus mengalir.

Permintaan pun mengalir, tak sekedar menjajakan ke warung-warung di kampungnya, Enong pun mulai merambah toko – toko dan pasar di wilayah Purwakarta. Seiring permintaan kEripik produknya naik, wanita yang memiliki hobi baca ini pun harus menamai produknya dengan merek dagang, kala itu Suaminya memberi nama “Ratu Barokah” yang artinya perempuan membawa berkah untuk keluarganya.

Dengan merek Ratu Barokah, ternyata produknya makin laris saja, tak hanya produksi kripik bawang saja, aneka kripik lainnya pun dibuat Enong, misalnya saja kue stik dan lainnya. Ketertarikannya untuk masuk ke toko modern mulai menggeletiknya. Sehingga pada tahun 2007, dirinya mengajukan kerjasama ke gerai Alfamart dan bersyukur direspon positif, meski harus menunggu beberapa bulan. Sebelum kerjasama dimulai, Enong mendapatkan bimbingan awal dari manajemen Alfamart, berupa perbaikan kemasan produk yang menairk, baik dan higienis.

Orderan pertama dari Alfamart sebanyak 40 dus isi 20 bungkus kemasan 250 gram yang dikemas dengan label Alfamart, sukses dipenuhi Enong dan di pasarkan di jejaring toko modern tersebut. Seiring waktu berjalanan, permintaan untuk memasok ke Alfamart pun bertambah. Sistem pembayaran yang tepat, serta kejelasan pemasaran produknya di gerai Alfamart, membuat roda usaha Enong makin meningkat.

Di Medio 2012 ini, Enong yang dibantu oleh 21 karyawannya harus mampu memasok untuk Alfamart perminggu per cabang sebanyak 30 dus isi 600 bungkus aneka kEripik. Sementara jumlah cabang yang harus dipasok sebanyak 8 cabang. Harga jual kripik tersebut dijual di Gerai Alfamart bervariasi antara lima ribu rupiah hingga tujuh ribu rupiah per bungkus. Sejak awal usaha, Enong mengaku disiplin urusan modal usaha, meski hanya lulusan Sekolah Dasar, tak segan segan bertanya kepada orang yang berpengalaman untuk manajemen usahanya.





PR
HALAMAN SELANJUTNYA:


closeKLIK 2x UNTUK MENUTUP